Kehidupan Di Desa memang berbeda dengan kehidupan di kota.....
Di kota kita selalu hidup layaknya orang kota. hidup sebagai seorang individu yang berjuang mencari nafkah untuk mencukupi kehidupan sehari - hari, hidup penuh dengan kesendirian. Di kota memang seperti itu, apabila kita tidak menyapa maka kita tidak akan disapa. tidak seperti di desa.......

Ketika di desa, suasana berbeda jauh. seperti berada pada era penjajahan, disana keadaan alamnya. Saya bersama rombongan UKM STI ( Silat Tauhid Indonesia ) pergi tadabur di daerah malang, tepatnya di desa dampit yaitu sebuah desa yang berada di puncak gunung dampit. UKM STI ( Silat Tauhid Indonesia ) adalah Keluarga kedua, kenapa saya mengatakan keluarga kedua? sebab di UKM ini aku benar - benar bagaimana mempunyai teman, walaupun agak klenik!! tapi disana aku benar - benar merasakan ini loh yang namanya sahabat!!
Di desa udaranya berbeda dengan udara di kota, pemandangan di desa berbeda dengan yang di kota : kalau di kota kita biasanya melihat mobil, cewek cantik, pokoknya suasana yang di lihat memukau hati.he he he. kalau di desa sangat jauh berbeda. walaupun suasana di desa serba kecukupan, mereka tetap menerima apa adanya. walaupun dalam kondisi seperti itu, mereka tetap bisa tersenyum ketika kami lewat, dan tidak tanggung - tanggung mereka malah menyuruh kami mampir di rumah mereka yang sederhana, dengan menyuguhkan hasil panen yang baru saja dipetik. coba bandingkan dengan kehidupan di kota yang orangnya rata - rata acuh tak acuh. walaupun tidak semua orang kota bersifat begitu.......
Selain itu, yang paling terpenting adalah rasa kekeluargaan yang kami rasakan di desa benar - benar membuat kami merasa tenang. apalagi pada saat malam hari? ketika kami semua berkumpul bercerita tentang cerita mistik yang ada di desa tersebut, hingga kami semua terlelap tidur. oh ya, yang paling mengenang disana adalah moment yang sebenarnya tidak direncanakan sebelumnya tiba - tiba timbul begitu saja. dan yang terakhir adalah suro ( bahasa indonesianya surau ) yang sangking kagumnya hingga saya tidak dapat berkata apa - apa. Lalu hari keberangkatan pulangpun tiba. hati semua rombongan tampak galau, ketika naik ke dalam truk untuk ke kapolsek ( untuk naik bus kami yang dititipkan disana , sebab medan area jalan tidak dapat di lalui oleh bus. andai kami bisa kembali kesana bersama - sama..............

Bersambung............

Comments (7)

On 10 Desember 2008 pukul 08.43 , Anonim mengatakan...

hiduuuppp UKM STI

moga jaya aja deh...

mampir kang ke blog ane

 
On 10 Desember 2008 pukul 10.24 , Anonim mengatakan...

Emang beda desa ma kota. Yang jelas saling berhubungan. Seperti simbiosis mutualisme.

Intinya kalau gag ada desa gag ada kota, begitu pula sebaliknya.

 
On 12 Desember 2008 pukul 01.08 , Anonim mengatakan...

ndi photoku kok gak dipajang...???

 
On 12 Desember 2008 pukul 17.35 , gajahpesing mengatakan...

wong kutit!!

 
On 14 Desember 2008 pukul 00.41 , Michael mengatakan...

@ gajah_pesing: hahahahahahaaa
@ kumiz: sabar! nunggu episode 2 yow, sek tak garap iki! launchingnya ntar waktu awal tahun 2009...

 
On 18 Desember 2008 pukul 18.43 , Anonim mengatakan...

aku makane gak patio seneng urip nang kuto. luwih seneng nang ndeso, ada koneksi internet, waaa... surga dunia!!!


bayangno yo, urip nang pucuk gunung, adem ayem tentrem, enek koneksi internet, waaaa.... dunia serasa surga!!!

 
On 19 Desember 2008 pukul 08.24 , Anonim mengatakan...

kok fotona gag ada cihhhhh...
cebel...cebel..deh